Iklan VIP

Senin, 01 Februari 2021, 10:08 WIB
Last Updated 2021-06-17T16:06:56Z
BaliBeritaJatimJembranaTerkini

Gencarkan Prokes dan Penyemprotan disinfektan Upaya Pemdes Tegalbadeng Barat Putus Rantai Penyebaran Covid-19

Peduli Rakyat News | Jembrana,- Upaya Memutus Rantai Penyebaran COVID-19 Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Hidup Baru Pemerintah Desa Tegalbadeng Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana melakukan berbagai upaya, Selain Menegaskan Protokol Kesehatan Pemerintah Desa juga menggelar giat penyemprotan Disenfektan, di sejumblah wilayah yang warganya terisolasi mandiri dan sejumblah tempat di Desa Tegalbadeng Barat.

Saat ditemui awak media diruang kerjanya Perbekel Tegalbadeng Barat I Made Sudiana menyampaikan, menyikapi peningkatan covid-19. Kami dari Pemerintah Desa bersinergai dengan Satgas Covid dan Satgas Gotong Royong dari Desa Adat Serta Banser, Pecalang dan Linmas terus berupaya guna menyadarkan warga akan bahayanya Virus Corona dan selain itu juga kami membagikan masker, dan Sumbangan makan minum kepada warga masyarakat yang melintas di jalan utama, Senin (01/2) pagi.

"Jika ada warga yang hendak melakukan Upacara keagamaan agar tidak terjadinya kerumunan, sebelumnya dari pemerintah Desa bersama Tim Satgas covid-19 kami himbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal ini untuk menjaga munculnya klaster baru sehingga dapat membahayakan diri sendiri dan keluarga dirumah" pungkasnya.

Disisi lain, Saat disinggung tentang warga masyarakatnya yang terindikasi Positif Covid-19 Perbekel membenarkan ada 4 Warga yang terindikasi Positif.

"Dari sejumblah warga yang terindikasi Positif Covid, Kami mengambil langkah untuk mengisolasikan keluarga teridikasi Fositif secara Mandiri di rumah masing-masing, dan bagi yang terindikasi positif dikarantina di sejumblah tempat yang ditunjuk sebagai tempat karantina " tambahnya.

"Untuk saat ini karena masih dalam masa pandemi, saya sebagai Pemerintah Desa Tegalbadeng Barat berharap agar warga selalu memperhatikan 5M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mambatasi mobilitas dan interaksi dan menjauhi kerumunan,
karena mengingat di beberapa daerah di Bali sudah masuk zona merah" tutupnya.

Jurnalis : Agus