Iklan VIP

Selasa, 22 September 2020, 14:37 WIB
Last Updated 2020-10-05T07:39:29Z
Jember

Di Jember, Sebanyak 111.211 KPM PKH Terima Bansos Beras


Peduli Rakyat News | Jember,- Di Kabupaten Jember  ada 111.211 keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) akan menerima bansos beras dari Kementerian Sosial RI.


Perihal tersebut dikatakan Bupati Jember, dr. Faida, MMR., saat di acara peluncuran bantuan beras di Gudang Bulog Jember, Selasa, 22 September 2020. "Bantuan ini tidak boleh dialihkan, dikurangi, dan tidak boleh dipindahkan, tidak boleh diberikan sebagian, harus diberikan tuntas sesuai hak masing-masing,” kata Bupati Jember, dr. Faida, MMR.


Bupati Faida mengatakan, beras diberikan kepada KPM PKH, untuk membantu meringankan para penerima selama masa pandemi COVID-19. Selanjutnya, batuan beras itu diberikan untuk tiga bulan. Penyalurannya dua kali. Pertama pada Selasa, 22 September 2020, untuk penyaluran bantuan bulan Agustus dan September. “Jadi 15 kg dikali 2 jadi 30 kg,” jelasnya.



Pada prosesnya, untuk penyaluran kedua pada bulan Oktober. Masing-masing KPM setiap bulan mendapat 15 kg, diantar ke titik paling dekat dengan rumah penerima.


Saat ini, penyaluran itu melibatkan jasa pengiriman. Kegiatan itu juga melibatkan 357 pendamping PKH, 31 koordinator kecamatan, dan 4 koordinator kabupaten. Pendampingan penyaluran itu untuk memastikan penerima sesuai data yang ada.


Bupati Faida pada sisi lain mengaku senang, bangga, serta bersyukur karena beras yang didistribusikan merupakan produk Jember. “Saya sudah mencoba nasi dari beras kualitas medium dan sangat layak. Semua ini produk lokal petani Jember yang diserap langsung oleh Bulog Jember,” tutur Bupati Faida.


Selaku Kepala Bulog Jember, Budi Sultika, menyatakan, pihaknya memiliki stok 40 ribu ton beras. Semuanya beras asli dari Jember. Beras yang dibagikan merupakan beras medium dari gudang Bulog dan tidak tercampur oleh beras lain.



“Untuk beras yang dibagikan, terlebih dulu diolah dan dipastikan tidak ada partikel atau hama di dalam karung,” terangnya. Untuk memastikan proses itu, dilakukan pengawasan dengan sistem piket.


“Selanjutnya, sebelum penyaluran, kami dengan transporter wajib memeriksa kualitas dan kuantitas terlebih dulu sebelum disalurkan. Juga dilakukan monitoring yang dilaksanakan oleh Dinsos dan pendamping PKH,” jelasnya.


Selanjunya, kedepannya apabila ada kualitas beras yang tidak layak. "bisa ditukar ke gudang Bulog. Ini bisa dikomunikasikan dengan penyalur ke gudang Bulog," pungkasnya. (*)