Iklan VIP

Senin, 02 November 2020, 11:09 WIB
Last Updated 2020-11-21T04:12:28Z
Jember

Plt Bupati Jember Berpesan, Mengasah Kepedulian Sosial itu Sangatlah Penting


Peduli Rakyat News | Jember,- Dalam acara penyerahan kunci rumah yangvdilakukan secara simbolis salah satu program bedah yang berada di Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Plt. Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief mengatakan kepedulian merupakan hal yang sangat penting dalam bersosial. “Mengasah kepedulian itu yang jauh lebih penting,” katanya, Senin, 02 November 2020.


Plt Bupati menjelaskan, di tengah kehidupan yang semakin individualis, kepedulian harus terus diasah. Ia mencontohkan seperti membangun rumah Misrani, seorang janda berusia 73 di RT 10 RW 10 Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember ini yang kebetulan  digagas oleh Laznas Nurul Hayat Jember


Plt. Bupati yang juga akrab disapa Kiai Muqit itu, pembangunan rumah tidak layak huni dapat menggugah gotong royong yang tumbuh di tengah masyarakat. Gerakan itu tidak saja berasal dari tatanan kemanusiaan, tetapi juga diajarkan agama. “Bagi orang yang senang menolong orang lain, pasti akan ditolong oleh Allah,” imbuhnya.



Lebih lanjut kiai Muqit mengatakan, sekecil apapun kontribusi yang diberikan, sangat membantu. Terlebih bagi seseorang yang kurang mampu. Kegiatan sosial semacam itu, menjadi tugas bersama, karena bisa mengasah rasa kepedulian kepada orang lain.


Kiai Muqit juga mrngatakan, Pemkab Jember melalui Dispendukcapil, juga mendukung dalam pelayanan adminduk agar bantuan dapat tersalurkan sesuai nama dan alamat penerima. “Dispenduk akan proaktif membantu,” terangnya.


Sebagai Kepala Cabang Laznas Nurul Hayat Jember, Ustad Abdul Latif, menerangkan, pembangunan rumah tidak layak huni untuk janda lansia Misrani dilakukan secara gotong royong. "Jadi sebelum dibangun, dilakukan sosialisasi dan mengajak warga untuk gotong royong dalam membantu tetangga,” terangnya.



Pada sisi lainnya membangun dapat menumbuhkan rasa gotong royong, juga mendapat antusias dari masyarakat sekitar. 


Selanjutnya, gotong royong juga didukung oleh tukang yang tidak dibayar penuh. Sementara dana dari lembaga digunakan untuk membeli material. "Tukang yang punya rasa sosial dan membantu tetangga,” imbuhnya. 


Kegiatan itu merupakan salah satu program dari Nurul Hayat, yakni Sajadah yakni Santunan Janda Tua Duafa. (*)